Arba’in – The Fourth

Sci,Tech and Ent

Top 5 – Taksi Terbaik di Jakarta

Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi saya setelah merantau lebih dari 10 tahun di Jakarta, semoga berguna buat anda yang mungkin kebetulan ingin berkunjung ke Jakarta, di mana sebelumnya tidak punya pengalaman menggunakan alat transportasi seperti taksi. Maklum saja, jumlah perusahaan taksi di Jakarta luar biasa banyak dan makin bertambah setiap tahun, sehingga wajar kalau pendatang baru terkadang bingung menentukan layanan taksi yang benar-benar baik dan layak digunakan.

Saya membuat penilaian berdasarkan banyaknya armada taksi, kenyamanan taksi, pelayanan supir taksi serta kemudahan pemesanan. Sekedar catatan, karena tulisan ini berdasarkan penilaian pribadi, saya maklum kalau saja ada pembaca yang memiliki pendapat dan penilaian berbeda.

1. Blue Bird Group

Dari seluruh armada taksi yang beroperasi di Jakarta, Blue Bird layak dijadikan yang terbaik. Armada taksi Blue Bird sangat mudah anda temukan di berbagai sudut kota, mulai dari pusat perkotaan sampai daerah pinggiran. Kendaraan yang digunakan umumnya adalah Toyota Limo (versi rendah dr Toyota Vios). Setiap kendaraan biasanya dilengkapi dengan GPS untuk membantu navigasi pengemudi.

 

Dari sisi pelayanan, pengemudi Blue Bird juga bisa dibilang yang terbaik di Jakarta. Terkadang bila terjadi sesuatu, misalnya macet, sang pengemudi bisa menawarkan solusi yg baik kepada penumpang, seperti jalan pintas terdekat dan lain sebagainya. Jarang sekali saya memiliki pengalaman buruk dengan pengemudi selama menggunakan taksi ini. Pemesanan taksi ini juga sangat mudah, bisa lewat telepon atau SMS. Dengan segala kelebihan di atas tak heran bila Blue Bird seakan-akan sudah jadi ikon taksi di Jakarta, baik bagi para pendatang maupun wisatawan.  

Satu-satunya kekurangan Blue Bird adalah ongkosnya yang mahal (paling mahal mungkin) dibandingkan dengan taksi yang lain. Pada waktu pertama kali masuk taksi, angka yang tertera di argometer adalah Rp.6000, dan beberapa saat kemudian akan naik dalam kelipatan Rp.300.

2. Express Taxi

Express adalah alternatif terbaik buat saya dalam hal memilih taksi, terutama pada keadaan-keadaan berikut : tidak ada taksi Blue Bird yang kosong atau ketika lagi bokek. Dengan harga yang lebih murah (tarif bawah), anda bisa mendapatkan pelayanan yang nyaris setara dengan Blue Bird. Armada taksi Express juga relatif mudah ditemui di berbagai sudut kota. Kendaraannya juga kebanyakan adalah Toyota Limo seperti Blue Bird, dan kebanyakan sudah dilengkapi dengan GPS. Warna kendaraan yang putih bersih juga memudahkan anda untuk membedakannya dengan taksi lain.

 

Para pengemudi Express umumnya ramah kepada penumpang (saya juga jarang punya pengalaman buruk dengan taksi ini). Pemesanan taksi juga relatif mudah, walaupun masih belum semudah Blue Bird. Express menerapkan tarif bawah untuk ongkos taksinya, yaitu Rp.5000 pada saat naik, lalu bertambah dalam kelipatan Rp.250. 

Yang paling saya suka dari Express adalah warna kendaraan yang putih bersih, simpel dan nggak norak seperti kebanyakan taksi lain di Jakarta. Selain itu, jok belakang yang diberi kain putih seakan-akan menambah kesan nyaman untuk penumpang (kadang saya jadi serasa di atas kasur kalo duduk dalam taksi ini). Dan yang paling penting, ongkosnya lebih murah dari Blue Bird.

3. Taksi Putra

Saya menyebutnya taksi ‘pinggiran’. Maksudnya, taksi ini lebih banyak saya temui di luar pusat kota Jakarta, misalnya di daerah Jakarta Selatan atau Timur. Kebanyakan armadanya menggunakan Hyundai Excel dan Proton Wira/Waja. Saya sering sekali menggunakan taksi ini kalau sedang bepergian ke daerah pinggiran Jakarta. Mungkin karena pool taksi ini kebanyakan berada di dekat luar kota Jakarta, pengemudinya cenderung lebih mengenal daerah pinggiran tersebut dibandingkan taksi-taksi lainnya seperti Blue Bird ataupun Express.

Dari segi kenyamanan, taksi yang dulunya sempat bernama ‘Citra’ ini mungkin setingkat di bawah 3 taksi yang sudah saya sebut sebelumnya, karena sebagian besar armadanya masih menggunakan Nissan Excel yang ukurannya rada mini dibandingkan Toyota Limo. Kalo beruntung, anda bisa merasakan nikmatnya naik Proton dengan menggunakan taksi ini. Dari segi layanan, pengemudi taksi Putra juga ramah terhadap penumpang. Ongkos yang diberlakukan juga tarif bawah.

4. Gamya Taxi

Namanya mungkin tidak setenar taksi-taksi yang lain, tapi Gamya layak menjadi salah satu taksi terbaik di Jakarta. Armada Gamya juga lebih banyak saya temukan di luar pusat kota Jakarta, kebanyakan menggunakan Nissan Sunny Neo dan Nissan Latio. Taksi ini juga mudah ditemukan di bandara Soekarno Hatta.

 

Pengemudi taksi ini juga ramah terhadap penumpang. Walaupun tidak menawarkan fitur seperti TV, taksi ini tetap sangat nyaman dan bersih. Warna armada yang ‘cool’ dan tidak norak juga membantu anda membedakan taksi ini dengan taksi lainnya. Ongkosnya juga masih menggunakan tarif bawah. 

5. Taxiku

Mungkin armadanya tidak sebanyak Blue Bird atau Express, tapi Taxiku memiliki beberapa layanan yang tidak dimiliki oleh taksi-taksi ‘kelas atas’ tersebut. Dua di antaranya adalah gratis biaya jalan tol ke bandara (Soekarno Hatta) dan printer argo. Sudah bukan rahasia lagi kalau ongkos tol selalu jadi momok bagi pengemudi mobil di Jakarta, terutama yang mau ke bandara. Nah kalo pake taksi ini, anda tinggal duduk santai dan tidak perlu pusing lagi dengan ongkos tol. Website resmi Taxiku menyebut bahwa ini adalah promosi, entah kapan akan berakhir (semoga saja seterusnya LOL). Yang perlu diperhatikan adalah, gratis biaya tol ini hanya berlaku untuk perjalanan ke bandara. Kalau anda naik taksi ini dari bandara, anda akan tetap dikenakan ongkos tol.

 

Kelebihan lainnya adalah printer argo. Untuk sebagian orang, mungkin resi/bukti pembayaran taksi tidak terlalu penting. Tapi buat sebagian lagi, bukti pembayaran ini sangat bermanfaat. Terutama kalo anda bekerja di perusahaan yang sistem administrasinya ketat. Taxiku juga menerapkan tarif bawah untuk penumpangnya. Armadanya sebagian besar menggunakan Toyota Limo seperti halnya Blue Bird dan Express.

Nah, dalam hal pelayanan supir, mungkin dari 4 taksi di atasnya, taksi ini yg paling bawah. Tapi itu cuma pengalaman saya saja, mungkin ada pembaca yg punya pengalaman berbeda. Tapi secara umum pelayanannya masih cukup baik. 

November 15, 2010 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, Thought and Opinion | 4 Comments

Radar Data Processing – #1 – System Reqs.

Tulisan ini sebenarnya dikhususkan untuk diri sendiri, soalnya aku gampang lupa dan punya penyakit yang nggak sembuh-sembuh sejak jaman sekolah dulu : malas mencatat. Berhubung hampir semua aktivitasku, mulai dari pekerjaan, riset sampai thesis berhubungan langsung dengan data radar, rasanya perlu untuk membuat catatan kecil tentang proses pengolahan data radar, mulai dari instalasi sampai proses eksekusi programnya.

Berikut sistem dasar yang diperlukan agar seluruh pengolahan data radar dapat berjalan lancar :

  1. PC atau Laptop atau yang kompatibel dengan prosesor minimal pentium 4 atau yang sejenis (AMD dll), RAM minimal 512 MB, dan ruang harddisk minimal 30 GB.
  2. Sistem Operasi Linux/UNIX atau yang kompatibel. Distro apapun boleh.
  3. C Compiler. Disarankan menggunakan GCC (Gnu C Compiler). Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  4. C++ Compiler. Disarankan menggunakan  G++. Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  5. Fortran Compiler. Disarankan menggunakan Gfortran atau Ifortran. Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  6. Text Editor (gedit, pico, emacs, vi dll).
  7. Perl (Practical Extraction and Report Language).

Berikut sistem tambahan yang harus diinstalasi untuk keperluan pengolahan data :

  1. NetCDF (Network Common Data Form). Bisa diunduh di : http://www.unidata.ucar.edu/software/netcdf/
  2. NetCDF-Perl Extension. Bisa diunduh di : http://www.unidata.ucar.edu/software/netcdf-perl/
  3. mmds (Msaka Multiple Doppler Synthesis) untuk konversi data RAW radar ke MRF dataset buatan Takeshi Maeseki. Kalo ini aku dapat ini selama training di Jepang dulu (thanks to sakurai-senpai).

Dan ini beberapa tool tambahan (opsional) untuk membantu visualisasi data yg sudah diolah : 

  1. GrADS (Grid Analysis and Display System). Bisa diunduh di : http://www.iges.org/grads/
  2. GTK+ (Gimp Toolkit). Bisa diunduh di : http://www.gtk.org/ 

Sebagai perbandingan, berikut spesifikasi sistem yg kupakai untuk pengolahan data radar selama ini : Dell Inspiron 1318, Processor Intel Core 2 Duo T8100 2.1 GHz, RAM 4 GB,  Harddisk 250 GB (50 GB untuk Linux), OS Linux Mint 7 Gloria.

Pada tulisan berikutnya akan diulas teknik instalasi sistem di atas emoticon.  

July 7, 2010 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, Science and Technology | 4 Comments

CDR Troubles #1 – Disk Error

Frekuensi kejadian : 5, Tingkat kesulitan : 4

Sebenarnya masalah ini sama sekali tidak berhubungan dengan komponen radar sendiri, tetapi lebih pada workstation pengontrolnya. Workstation yang digunakan CDR merupakan media pertama yang berhubungan langsung dengan komponen-komponen radar (seperti transmitter, receiver, signal processor dan lain-lain) sebelum terhubung dengan server IRIS yang mengolah data radar selanjutnya. Workstation ini pada dasarnya adalah PC branded produksi Toshiba, dengan sistem operasi SunSolaris 5.7. Aku sendiri lebih sering menyebutnya dengan Server Toshiba.

Aplikasi pengontrol CDR (DPMain) juga terinstalasi pada server Toshiba, sehingga untuk mengontrol kerja dari CDR itu sendiri, operator harus menggunakan server ini sebagai medianya. Dan tentu saja, bila terjadi masalah dengan server ini, otomatis si ‘harimau’ Serpong akan ikutan nggak beres tingkahnya.

Server Toshiba awalnya juga berfungsi sebagai pemroses data selain untuk kontrol radar. Setelah CDR dimodifikasi akhir tahun 2008 lalu, seluruh urusan pengolahan data dipindahkan ke server IRIS. Namun, ada beberapa pengaturan yang tidak bisa diubah seluruhnya. Salah satunya adalah dalam hal pemrosesan data. Seharusnya cukup server IRIS yang mengolah data si CDR, namun dalam hal ini, server Toshiba ternyata tidak bisa di-set untuk ‘meletakkan jabatannya’ kepada si server IRIS. Oleh karena itu, walaupun pada akhirnya seluruh data diolah oleh server IRIS, si server Toshiba juga tetap menyimpan sebagian data RAW (dalam format Toshiba). Karena data RAW ini ukurannya sangat besar, sementara kapasitas harddisk server Toshiba sangat terbatas (jauh lebih kecil dibandingkan server IRIS), maka data RAW (di server Toshiba) harus dihapus secara berkala. Bila tidak, harddisk akan penuh, aplikasi kontrol radar bakalan ngadat, dan kalo sudah ngadat, otomatis CDR tidak akan bisa memproses data observasi, walaupun perangkat keras seperti transmitter dll tetap bekerja sebagaimana mestinya. Biasanya program kontrol akan memberi tanda ‘Disk Error’ apabila ruang yang digunakan pada harddisk sudah melebihi 90% dari total space yang ada.

 

Normalnya, file-file RAW ini akan dihapus secara otomatis dengan memanfaatkan shell script dan crontab yang dijalankan pada SunOS, namun karena crontabnya hanya berjalan sekali sehari, terkadang aku juga harus menghapusnya secara manual.

Untuk memeriksa sisa space pada tiap partisi sistem, aku biasa menggunakan perintah ‘df -k‘ yang umum digunakan pada sistem berbasis UNIX.

 

Untuk mengetahui sisa space secara real pada sistem file root directory (UFS) bisa menggunakan perintah berikut :

df -F ufs -o i

Bila output dari kedua perintah tersebut root directory (/) dan /usr1 sudah menunjukkan angka yang melebihi 90%, maka harus dilakukan penghapusan pada beberapa file berikut :

  1. RAW Files. Berada pada direktori /usr1/spf/DB/ONLINE. Setelah masuk, hapus seluruh data RAW pada sub direktori 01000000, 01000001, 01080000, 02000000, 02000001, 02060000, 03000000, 03000001 dan 03060000.
  2. Mail file di /var/mail. Aku sempat nemu file mail yang besarnya lebih dari 5 MB, padahal fitur mailnya sendiri ga dipake. emoticon
  3. Coredump files di /var/crash. Ini jg salah satu jenis file yang bikin penuh harddisk. Biasanya file ini dihasilkan kalo sistem lagi error atau crash. emoticon
  4. Temporary file di /var/tmp. Biasanya aku pake perintah ini : ‘find /var/tmp -mtime +3 -a -user xxx -a -type f -exec rm {} ;‘. Tadinya maunya cuma file-file yang lebih dr 7 hari yg dihapus, tp supaya lebih aman mending yang di atas 3 hari sudah dihapus juga emoticon
  5. Website files. Berada pada direktori /usr1/spf/WEB. Hapus semua data dalam sub direktori tr01, tr05, tr10, tv01, tv05 dan tv10.

Poin 1 aku pelajari dari orang JAMSTEC (thanks to Mori-san). Poin 2-3 cari sendiri di internet. Poin 4 aku pelajari sendiri setelah baca email dari engineer K-Weather (thanks to Iwao-san). Poin 5 murni hasil ngoprek-ngoprek server Toshiba beberapa hari yang lalu (thanks to myself LOL).

Kesimpulan : Masalah ini awalnya sempat bikin pusing karena aku belum tau penyelesaiannya (poin 2-4) dan respon dari pihak JAMSTEC juga rada lambat. Tapi setelah tau triknya, no problemo … hehhe … emoticon

April 29, 2010 Posted by | Activity, Guide, Science and Technology | 1 Comment

Cara Update Status Facebook via Blackberry (Bohongan)

Blackberry …

Bagi yang belum pernah dengar nama gadget yang satu ini, siap-siaplah dicap gaptek oleh teman-teman anda. Saat ini, blackberry alias BB seakan-akan sudah jadi simbol kemapanan dan gaya hidup, khususnya bagi warga ibukota. Kalo naik kereta atau busway contohnya. Tidak jarang, orang-orang dalam radius 5 meter dari saya sudah menggenggam piranti mobile ini di tangannya, entah itu untuk berkirim pesan, telepon atau sekedar update status Facebook. Buat yg merasa belum punya BB wajarlah merasa minder, soalnya entah kenapa, kok kayaknya kalo sudah pegang BB di tangan, senyum orang-orang tadi beda dengan biasanya ya ??? Heheheh … biasalah, isu kesenjangan sosial memang sudah bukan barang aneh di republik Indonesia yang kita cintai ini … 😀

Di Facebook pun demikian. Coba saja liat orang-orang yang update status via BB. Kalo anda perhatikan di bagian bawah status sudah ada lambang totol-totol bertuliskan "via Facebook for Blackberry" kesannya gimana gitu. Tidak jarang, status yang diupdate via BB ini lebih banyak dikomentarin dibandingkan dengan status yang diupdate "via MobileWeb". Rasanya tidak adil memang, tapi begitulah cermin manusia Indonesia yang memang masih didominasi oleh kaum materialistis, yang sering menilai seseorang hanya dari status sosial dan materi yang dimilikinya.

Kalo saya pribadi sih nggak terlalu peduli dicap gaptek, udik atau miskin karena nggak punya BB. Saya sudah terbiasa membeli barang yang benar-benar dibutuhkan saja. Kalo mau beli BB sih bisa aja, tapi ya buat apa juga ? Toh semua kebutuhan sehari-hari untuk komunikasi, kerja dan lain-lain sudah terpenuhi dengan HP butut ini. Umurnya memang sudah 3 tahun lebih, warnanya sudah banyak memudar dan kadang-kadang hang, tapi HP butut ini benar-benar banyak jasanya. Mulai dari telepon, SMS, internetan, organizer, mp3 player, catatan, alarm, kamera sampai untuk merekam video sudah tersedia. Di waktu senang HP ini ada di genggaman saya, di waktu susah pun dia ada di sisi saya, jadi sudah malas ganti dengan yang baru … kecuali kalo memang sudah rusak total.

Okay … back to topic. Bagi yang biasa update status FB tapi belum punya BB, janganlah berkecil hati. Ternyata masih ada orang-orang kreatif di luar sana yang memikirkan perasaan anda (dan saya pastinya LOL). Intinya, kita bisa mengupdate status FB status via BB hanya dengan bermodal PC atau HP biasa. Buat yang biasa main ke kaskus.us mungkin sudah tau trik ini karena memang pertama kali dipopulerkan olah member-member forum tersebut.

Saya sudah coba dan memang berhasil, teman-teman saya sampai terperdaya, bahkan ada yang dengan senang hati mengirimkan PIN BB-nya ke saya. Kalo anda tertarik, silahkan coba.

  1. Buka alamat web berikut : http://statusvia.web.id/
  2. Anda akan diberi beberapa pilihan update status. Pilih gadget yang anda inginkan. Misalnya Blackberry atau iPhone. Kalo mau iseng, coba pilih update status via Dukun, Telepon Umum atau Setan 😀
  3. Anda akan diminta melakukan otorisasi ke facebook untuk menggunakan aplikasi ini. Buka saja link pada tab lain (di browser yang sama).
  4. Kalo sudah otorisasi, silakan tulis status yang diinginkan pada field yang disediakan. Lalu klik "Update Status" … dan liat sendiri hasilnya di FB.

Kalo anda ingin tahu lebih informasi tentang aplikasi ini silakan akses : http://www.facebook.com/statusvia

Selamat mencoba BB jadi-jadiannya … LOL

Catatan :

Satu pesan saya, buat yg memang ga punya BB. Walaupun seolah-olah update statusnya via BB, dan teman-teman menyanjung anda, tetap aja … anda nggak punya BB. Kalo terus-terusan pake aplikasi ini, anda bukan hanya BERBOHONG pada orang lain, tapi anda juga MEMBODOHI diri anda sendiri. Tapi itu terserah anda sih .. use it at your own risk … 😀

April 27, 2010 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, IT | 20 Comments

Cara Mempercepat Waktu Loading Facebook

Nemunya nggak sengaja, (lagi2) di starbucks pas koneksi wi-fi lg pada kumat.

Yah, paling nggak, gw ke starbucks kan gak cuma buat ngelirik2 kasir2 ceweknya, tp ada ilmu yg bisa didapat dr situ … ehm … *lebay mode* emoticon

Buat yg koneksi internetnya ngebut, trik ini mungkin nggak ada gunanya. Tp kalo anda lg nggak beruntung dapat koneksi yg lemot, mungkin bisa sedikit berguna. Sampe saat ini baru di coba di browser Firefox dan IE8.

Okeh. Kita mulai dengan mengakses alamat website sejuta umat facebook, di http://www.facebook.com. 

Coba aja perhatikan alamat web facebook yang tampil di address bar browser. Kalo kita habis log-in, seharusnya web browser akan diarahkan ke alamat berikut :

http://www.facebook.com/home.php

Sampe sini masih normal. Sekarang, coba klik salah satu link yg ada, misalnya profile kita atau nama teman kita, terus perhatikan alamat yg muncul di address bar. Contohnya, kalo klik profile gw, alamat yg tampil adalah :

http://www.facebook.com/home.php#/ardhi.adhary.arbain?ref=profile

Nah, biasanya kalo koneksi internet empot2an, proses loading halaman profile ini akan makan waktu lama. Entah apa yg dilakukan si server facebook di amrik sana, sampai jadi lama gitu. Biasanya yg muncul cuman tab bagian atas sama bagian bawah, tp isi halaman web kayak status, postingan, foto dll, nggak nongol2.

Sekarang coba perhatikan, kok masih ada "home.php#" di alamat profile yah ? Gimana kalo kita hilangkan aja "home.php#", so alamat webnya jd gini :

http://www.facebook.com/ardhi.adhary.arbain?ref=profile

Habis itu silahkan tekan enter, dan liat hasilnya. Ternyata, halaman yg ditampilkan sama dengan sebelumnya (waktu masih ada "home.php#"). Bedanya, waktu loadingnya lebih cepat dibandingkan waktu masih ada "home.php#".

 

Terus kok bisa jd cepat gitu ????

Ya mana gw tau, lha wong aselinya gw bukan programmer web. Setahu gw sih karakter "#" kalo di HTML biasanya dipake untuk link langsung ke suatu bagian halaman web yg udah dijangkarin, atau dalam bahasa sundanya, anchor. Facebook konon pake Ajax, dan gw blom pernah pake Ajax buat programming web, jd nggak ngerti (kecuali kalo yg ditanya Ajax Amsterdam, gw pasti ngerti).

Yang gw perhatikan sih, apapun yg ada di depan karakter "#" adalah halaman terakhir yg kita akses di facebook. Misalnya, kita sebelumnya mengakses halaman buat approve friend request, maka yg muncul di depan karakter "#" adalah "reqs.php", atau misalkan sebelumnya kita mengakses halaman home, maka yg muncul di depan "#" adalah "home.php".

Jadi … kesimpulannya, bila anda meng-klik suatu link di facebook, trus di address bar ada karakter "#", trus loadingnya lama, stop aja dulu bentar loadingnya, trus hapus aja bagian alamat web yg ada karakter "#", di antara dua karakter slash "/" di address bar, dan enter.

Ini gw kasih contoh yg sedikit lebih rumit :

http://www.facebook.com/yoke.azhari?v=feed&story_fbid=102764416830&__a=1#/ardhi.adhary.arbain?ref=mf

Panjang kan ? Trus bagian mananya yg dihapus ? Yak … tepat sekali. Kan udah ditandain, kebangetan banget kalo nggak tau ….

Ini berlaku juga untuk halaman-halaman lainnya. Misalnya :

http://www.facebook.com/yoke.azhari?v=feed&story_fbid=102764416830&__a=1#/yoke.azhari?v=feed&story_fbid=102764416830&__a=1

OK deh. Segini dulu isengnya. Berhubung iseng, makanya nggak ada bukti scientific-nya. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan yg diakibatkan oleh tulisan ini …. hehehehe … selamat mencoba emoticon

—–

nb.

Konon akses Facebook juga bisa dipercepat dengan menambahkan satu add-on pada Firefox, yaitu Boost 4 Facebook. Saya sendiri juga blom pernah coba. Kalo anda mau informasi lebih lanjut, silakan masukan kata kunci "Boost 4 Facebook" di Google Search emoticon.

July 14, 2009 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, IT | 8 Comments

Cara Mencari Lagu di Internet

Dah basi nih topik sebenarnya, tp karena td ada teman yg minta, ya udah ditulis aja di blog. Siapa tau masih ada yg belum tau emoticon.

Anyway, cari lagu bukan berarti cari mp3 loh ya, karena lagu bisa berupa file audio (mp3, ogg, wav dll) atau video (avi, mpg, flv dll). Apa saja hal-hal penting untuk berburu lagu di internet ?

  1. Judul lagu. Kalo judul lagu sudah tau, dijamin 90% udah pasti dapat lagunya di internet. Waktu internet blom populer seperti sekarang memang peluangnya cuman 50-50. Tapi sekarang, jangan ditanya deh. Tinggal masukin judul lagu di Google, juga pasti ntar dikasih linknya, baik yang berbayar maupun gratisan.
  2. Lirik lagu. Lirik lagu amat sangat berguna kalo anda pingin cari lagu, tp nggak tau judul lagu tersebut. Saya sering banget ngalamin kayak gini karena nggak terlalu ngikutin chart musik di radio-radio. Jadi kalo kebetulan dengar lagu bagus, dan nggak tau judulnya, nggak usah bingung. Dengerin aja baik-baik sebagian liriknya, terutama bagian reff/chorus. Terus, masukan syair-syair liriknya di Google dan search. Ntar biasanya anda dikasih link ke situs-situs lirik atau blog yang menulis lirik lagu tersebut, dan pasti dapat judul lagunya. Habis itu balik ke poin no.1 emoticon
  3. Search Engine. Semua juga udah pada tau kalo Google itu rajanya search engine, termasuk dalam urusan berburu lagu di internet. Tapi gimana kalo lagunya masih nggak ketemu ? Coba aja fasilitas search di situs-situs seperti http://www.4shared.com, http://www.filestube.com, http://www.megadownload.net dll. Intinya, cari aja di situs-situs file sharing/hosting yang sekarang banyak bertebaran di internet. Paling enak kalo situsnya punya fasilitas search engine lokal. Kalo ga ada, anda bisa coba trik ini : http://ardhi108.blogsome.com/2008/04/28/cara-mencari-file-di-megauploadrapidshare/. Apa enaknya cari lagu di situs-situs file sharing ? Jawabannya, dijamin 99% gratis, kecuali kalo uploadernya usil ngasih password ke filenya.
  4. Forum. Masih ada hubungannya dengan poin no.3. Admin situs-situs forum biasanya nggak selalu membiarkan Google melakukan indexing pada websitenya. Konsekuensinya, informasi link-link yang ada di forum juga nggak akan selalu muncul di google. So, cari aja forum-forum diskusi yang menyertakan sub-forum tentang musik atau forum-forum tentang musik, sesuai dengan lagu yang anda ingin cari lewat-lagi2-Google (contoh : kalo cari lagu Jepang, cari forum yang berhubungan dengan J-pop atau J-Rock misalnya). Kalo memang harus daftar buat ngeliat isi forum, ya daftar aja, toh biasanya gratis. Habis itu pake fasilitas search di forum tersebut. Enaknya cari lagu di forum biasanya adalah kita bisa dapat konten yang lebih dari sekedar mp3 dan nggak dipublish di luar forum. Misalnya : Video klip HD (High Definition) dari lagu yang kita cari, yang kualitasnya jelas jauh lebih bagus dari pada video streaming di Youtube.
  5. Google Hack. Maksudnya, memanfaatkan fasilitas search operator di google semaksimal mungkin untuk mencari lagu yang diinginkan. Untuk info lebih lanjut, baca di sini : http://www.google.com/help/operators.html . Kalo anda sudah menguasainya, jangankan lagu, nomor rekening bank atau kartu kredit orang juga bisa dijebol emoticon. Contohnya kalo anda mau cari lagunya Gita Gutawa, masukan keyword berikut di Google : -inurl:(htm|html|php) intitle:"index of" +"last modified" +"parent directory" +description +size +(wma|mp3) "gita gutawa". Nggak 100% berhasil memang, tapi layak dicoba.
  6. Torrent. Gunakan saat anda sudah puyeng karena lagu yang dicari nggak ketemu-ketemu. Ini juga nggak 100% berhasil, dan umumnya pemakaian torrent ‘diharamkan’ di jaringan kantor, sekolah atau kampus. Terutama yang pake proxy server.
  7. Luck. Sukses nggaknya anda cari lagu di internet nggak cuma dipengaruhi faktor-faktor teknis di atas, tapi juga keberuntungan. Nggak jarang, lagu yang dicari tetap nggak ketemu walaupun udah pake trik-trik di atas. Yang perlu diingat, ada nggaknya lagu tersebut diinternet, paling ditentukan oleh ada nggaknya uploader lagu tersebut. Walaupun anda suka banget dengan suatu lagu, tapi kalo orang-orang nggak terlalu sama lagu tersebut, otomatis yang upload lagu tersebut nggak banyak juga kan ? Makin sedikit yang upload, makin susah mendapatkan lagu tersebut.

OK. That’s all that i know about searching music files on the internet. Have a nice try emoticon

April 14, 2009 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, Movies, Music | 2 Comments

Menembus Blokade Torrent – Bagian 1

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape

Sebenarnya saya ragu waktu bikin tulisan ini, karena informasi yg ada dalam tulisan ini berhubungan dengan salah satu hal yg paling ‘diharamkan’ oleh banyak admin jaringan/ISP di seluruh dunia. Tapi di sisi lain, blog ini sejak awal memang dirancang nggak cuman buat postingan pribadi, tp juga untuk knowledge-sharing kalo ada pembaca yg kebetulan singgah di sini.

Yg perlu diperhatikan adalah, informasi yg ada tulisan ini bukan sesuatu yg mutlak. Bisa saja saya membuat kesalahan atau misalnya admin jaringan anda juga ikutan baca tulisan ini, ujung-ujungnya trik yg saya paparkan gagal bekerja karena sudah keburu diblok sama admin emoticon.

Anyway, please keep in mind. Tulisan ini dibuat hanya sekedar untuk berbagi pengetahuan saja. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan/kerugian pada jaringan internet/ISP anda yg diakibatkan karena penyalahgunaan informasi yg ada dalam tulisan ini. Okay ? – Ardhi –

———————-

Buat torrent mania, udah tau khan apa yg paling bikin BT kalo lg pingin download file lewat torrent, terutama di jaringan/LAN perkantoran atau kampus ? Yah itu dia, filenya nggak bisa didownload karena diblok sama admin. Biasanya port yg dipakai torrent client ini yg diblok, apalagi kalo LAN-nya pake proxy server.

Ternyata, masih ada beberapa cara alternatif yg memungkinkan para torrent downloader/uploader untuk saling berbagi file tanpa takut terkena blokade si proxy server. Saya akan coba bahas satu demi satu, mulai dari yg paling gampang sampe yg lumayan ribet.

1. Torrent2Exe

Ehm …. kali ini gw benar2 ketinggalan zaman yah ? Program bagus kayak gini kok bisa nggak ketahuan nongol di internet ya ? (thanks to Yudha for the info). Program ini sudah dicoba pada jaringan kantor saya dan memang berhasil untuk mendownload file torrent.

OK, langsung aja. Torrent2Exe adalah program kecil yg memberi beberapa kemudahan untuk para downloader torrent, antara lain : 

  1. Pengguna tidak perlu menggunakan torrent client (misal utorrent, azureus/vuze atau bitlord) untuk mendownload/upload file torrent. Torrent2Exe adalah file program (exe), yg di-generate berdasarkan file atau link torrent yg didownload pengguna. File/Link inilah yg dikonversi menjadi sebuah file exe kecil yg bisa dijalankan secara mandiri oleh pengguna. Begitu file dijalankan, maka file yg diinginkan akan didownload. Umumnya 1 file torrent akan dijadikan 1 file exe.
  2. Ini yg paling penting, download pengguna (entah bagaimana caranya) tidak diblok oleh proxy. Kemungkinan karena port yg digunakan torrent2exe berbeda dengan torrent client pada umumnya.

Wah enak ya, bisa download torrent tanpa diblok. Tapi jangan senang dulu, ada beberapa batasan dalam menggunakan torrent2exe, yaitu :

  1. Program ini tidak menyertakan fasilitas untuk mengubah kecepatan download/upload, menambah trackers atau menambah jumlah peers. Kalo anda pernah baca tulisan saya tentang cara mempercepat download torrent, yg mungkin bisa dilakukan untuk mempercepat download hanyalah mencari file torrent yg jumlah seeder-nya paling banyak dan cara TERLARANG (No.5) emoticon. Sisanya bergantung pada kecepatan koneksi internet pengguna.
  2. Buat para downloader (terutama LEECHER nih), nggak bisa seenaknya menutup program tanpa melakukan proses seed (upload), setelah file yg diinginkan selesai didownload. Aturannya, begitu file selesai didownload, anda harus mengupload file tersebut beberapa saat sebagai seeder. Kalo nggak, anda nggak akan bisa lagi mendownload torrent2exe untuk mengunduh file torrent. Fair kan ?

 

OK. Udah cukup bla-blanya. Sekarang gimana cara pakenya ?

  1. Cari file torrent yg anda inginkan, misal lewat mininova.org dll. Lalu, copy link dari file torrent tersebut atau download file torrentnya (simpan di harddisk).
  2. Buka http://www.torrent2exe.com/ . Lalu paste link dari file torrent tadi atau browse file torrent yg telah anda download sebelumnya.
  3. Pilih opsi ukuran file exe (dr torrent) yg ingin didownload. Small artinya file exe lebih kecil, tp ada beberapa bagiannya yg akan didownload terlebih dahulu. Normal artinya file exe original, lebih besar tapi nggak perlu ada download tambahan lagi. Nggak usah bingung sama opsi ini, yg mana aja ok (saya biasa pilih yg Normal).
  4. Pilih Start Download. Tunggulah sesaat dan akan muncul jendela untuk mengunduh file exe dari torrent tadi. Simpanlah file tersebut di harddisk.
  5. Bukalah file exe tadi. File tersebut akan langsung mendownload file yg anda inginkan pada direktori tempat anda menyimpan file exe tadi. Begitu saja. Mudah kan ?

 

Tapi ingat !! Setelah download selesai, jangan langsung tutup programnya. Anda harus menjadi seeder (uploader) selama beberapa jam, agar pengguna lain juga bisa mendownload file yg sama dari komputer anda. Nanti ada pilihan untuk sharingnya, apakah anda ingin mengupload sebagian file atau berdasarkan waktu upload. Saya biasa memilih untuk mengupload file yg sudah selesai didownload berdasarkan waktu, misalnya upload selama 3 jam (tergantung besar kecilnya file yg didownload). Setelah itu pilihlah "Open Download and Close This Window" untuk memulai proses upload.

 

Sekali lagi, yg paling penting adalah rasio download dan uploadnya. Misalnya anda download file sebesar 700 mb, kan nggak afdol kalo yg diupload cuman 1 mb atau waktu sharenya cuman 1 jam, dengan koneksi internet yg empot2an pula. Yah, kalo misal anda download 700 mb, dengan koneksi intenrnet di Indonesia, ya paling nggak di-share minimal 1 harilah (24 jam) atau 350 mb kalo anda ingin upload berdasarkan ukuran file. Anda sebenarnya bisa saja menutup program setelah download selesai, tapi kalo itu anda lakukan, anda tidak akan bisa mendownload file exe (dari torrent) lainnya dari website torrent2exe.

Jujur aja, sebenarnya saya kurang sreg sama persyaratan upload setelah download ini. Bukan masalah nggak mau sharing, tp kadang, walaupun diupload, kecepatan uploadnya kecil banget. Akhirnya walaupun udah berjam-jam, file yg diupload nggak begitu besar, akibatnya si program menganggap saya LEECHER pelit yg nggak mau berbagi file, padahal kecepatan uploadnya aja yg lambat. Ujung-ujungnya, saya nggak bisa download file exe lainnya.

Walaupun fasilitasnya terbatas, Torrent2exe sangat cocok kalo lagi kepepet atau untuk pemula yg nggak mau pusing dengan berbagai pengaturan yg ada pada torrent client biasa.

Bersambung ………….

—————–

Sumber : Yudha & http://www.torrent2exe.com

July 31, 2008 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, IT | 8 Comments

Cara Mempercepat Download Torrent

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape

Barusan ada sahabat maya yg komplain, katanya dia download file lewat jalur P2P bittorrent, tp lambatnya gila-gilaan. File 100 MB, baru selesai download 2 hari. Padahal dia sudah ngikutin saran para ‘pakar’ per-torrent-an, tp masih juga lambat.

Well, berhubung saya jg sempat jadi downloader setia lewat torrent, berikut ada beberapa catatan kecil untuk mempercepat proses download. Semoga bermanfaat.

1. Pilih File Yang Seeder-nya Paling Banyak.

Sebelum memilih file torrent yg ingin diunduh, ada baiknya anda perhatikan jumlah seeder dan peer yg ada. Biasanya tiap situs yg menyediakan file torrent akan menampilkan statistik jumlah seeder, peer dan leecher dari file tersebut. Seeder adalah client yg sudah 100% memiliki file tersebut dan saat itu sedang meng-upload file yg bersangkutan. Peer, mirip dengan Seeder, tp belum memiliki 100% file, dengan kata lain, selain meng-upload file, peer juga masih mendownload file yg sama dr Seeder/Peer lainnya. Leecher, seperti namanya, adalah peer yg ‘nggak niat’ mengupload, maunya cuman ‘nyedot’ (download) aja. Biasanya rasio download-upload leecher berbeda sangat jauh, misal download 100 kbps, uploadnya cuma 3 kbps.

 

Kesimpulannya, makin banyak seeder, makin cepat downloadnya. Makin banyak leecher, download bisa nggak selesai-selesai. Kalo anda nemu file yg seeder-nya 0, lupakan aja, cari file lain. Seeder 0 artinya nggak ada client yg mengupload file tersebut, artinya file yg anda download nggak akan pernah tuntas.

2. Perbanyak Tracker List

Tracker adalah server yg memberi dan menerima informasi client yg saat itu mengupload/mendownload file. Umumnya satu file torrent memiliki beberapa tracker yg memiliki informasi jumlah dan alamat dr client di bawahnya. Jadi, makin banyak tracker untuk satu file, makin banyak pula informasi client yg bisa dihubungi, terutama seeder. Seperti yg sudah dijelaskan di atas, makin banyak seeder, makin cepat downloadnya.

 

Kalo anda mendownload 1 file lewat torrent, biasanya tidak semua tracker untuk file tersebut tercatat di client. Beberapa torrent client biasanya menyediakan fasilitas untuk menambah jumlah tracker untuk file yg sedang didownload.

3. Jadilah Leecher Yg Baik

Sudah jadi rahasia umum kalo koneksi internet di Indonesia tuh ’empot-empotan’ kayak bajaj. Kadang jalan, kadang pula mogok. Tapi pada dasarnya tetap aja lambat kalo dibandingkan dengan koneksi internet di luar negeri. Nah, hal ini juga berpengaruh pada proses download file lewat torrent. Kalo kebetulan koneksi internet anda memiliki keterbatasan bandwidth, anda bisa memperbesar kecepatan download dan memperkecil kecepatan uploadnya.

Jadi leecher dong ? Emang, tp yg perlu diingat, jangan terlalu ekstrim dalam memperkecil kecepatan upload. Lakukan dengan rasio yg masih masuk akal, misal 1:2 (Kecepatan download 2x kecepatan upload, misal 100 kbps download/50 kbps upload). Dan jangan lupa, setelah download tuntas, filenya dishare/upload lg dengan kecepatan normal, dalam hal ini anda sudah menjadi seeder.

Umumnya, fasilitas untuk memperbesar/memperkecil transfer rate untuk download/upload ada di tiap torrent client.

4. Tambah Koneksi Peers

Umumnya tiap satu pekerjaan download, torrent client akan membatasi jumlah peer yg terkoneksi biasanya hanya sampai 50 peers. Anda bisa menambah jumlah peer yg terkoneksi dengan client anda melebihi batasan tadi, misalnya jadi 100.

Sekedar catatan, jangan terlalu banyak menambah peers, misal 500 atau 1000 atau melebihi jumlah peers untuk file itu sendiri. Dari pengalaman saya, menambah peers terlalu banyak akan menyebabkan data yg didownload cacat. Maksudnya gini, ada istilah Hash dalam torrent. Hash adalah semacam kode string yg berisi informasi tentang file torrent yg didownload, seperti ukuran, daftar file, sampai potongan (pieces) dr file-file tadi. Ketika mendownload, torrent client akan membandingkan file yg sudah didownload dengan informasi pada hash. Kalo ternyata nggak cocok, client akan mengabaikan file tadi dan mendownload ulang file yg cocok dengan informasi hash tadi. Data yg diabaikan tadi disebut hash fails atau rubbish data. Terlalu banyak peers akan menambah jumlah hash fails yg malah akan mengakibatkan download menjadi lebih lama.

5. Cara ‘Maksa’ (PENULIS TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS KERUGIAN YG DITIMBULKAN OLEH CARA INI)

Dulu waktu saya jd maniak download lewat torrent, saya suka nginap di kantor. Nah, biasanya waktu hari libur sepi, tp ada beberapa komputer teman yg ditinggal masih nyala, dan saya tau kalo komputer itu juga lagi download file. Jadi gimana caranya supaya download torrent saya nggak terganggu dengan download teman-teman lain ?

Hehehe …. tinggal cabut kabel jaringan dr tiap komputer tersebut dan … wuss … download jadi cepat deh. Setelah download selesai, pasang lagi kabel jaringan di tiap komputer tadi, dan pasang tampang pilon esok harinya. Hahaha …. old days.

Hahaha … cara terakhir tadi jangan diikutin deh. It is very dangerous. Ntar kalo anda tertangkap basah sama admin jaringan atau bos, bisa panjang ceritanya.

OK, selamat mendownload.

July 7, 2008 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, IT | 24 Comments

Cara Switchback Dari Yahoo! Mail Beta ke Classic Secara Permanen

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape

Nggak usah panjang-panjang ya postingannya emoticon. Sudah malam soalnya.

Mungkin ada yg udah pernah pake Yahoo! Mail Beta. Gimana kesannya ? Inovatif ? Keren ? Nggak perlu repot buka Yahoo Messenger lagi ?

Kalo sy mah kesannya cuman satu : LAMBAT.

Nggak peduli sekeren apapun tampilannya, kalo aksesnya jadi tambah lambat ya nggak ada gunanya. Konyolnya, kok malah iklan-iklannya Yahoo! munculnya lancar, tanpa ada masalah apapun. Kadang waktu iklan udah muncul, emailnya malah nggak muncul dan hanya menyisakan pesan menyebalkan kayak berikut :

Mail appears to be taking longer to load than usual.
This could be a temporary glitch. Try refreshing your page. Or for this session only, click here to see if Mail Classic loads faster.

Buat yg udah sebal sama Mail Beta mungkin pernah berpikir untuk beralih lagi ke Mail Classic secara permanen. Sekali anda beralih ke Mail Classic, tiap kali login anda tetap akan masuk ke Mail Classic. Anda masih bisa pindah ke Mail Beta sewaktu-waktu. So … don’t worry that you can not access Mail Beta in the future. It’s safe.

 

 

Ada dua cara yg bisa digunakan :

  1. Cara paling gampang, menggunakan menu Options –> Switch to Yahoo! Mail Classic (di sebelah kanan atas panel). Kalo cara ini gagal karena Yahoo! Mail Beta yg kelewat lambat, anda bisa pake cara kedua.
  2. Menggunakan link ‘rahasia’ berikut : http://us.mg1.mail.yahoo.com/dc/optout?script=no .

Bila ada pertanyaan "Do you really want to opt out ?", klik Yes, dan anda akan langsung diarahkan ke halaman Yahoo! Mail Classic. Jangan lupa, anda sudah harus Sign-In dulu sebelum menggunakan link di atas.

————–

Sumber : Yahoo.com. Semoga bermanfaat emoticon .

 

June 10, 2008 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, IT | 6 Comments

PIO Mode – Ketika Proses Baca dan Tulis (Burn) DVD/CD Lambat

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape

Heh … akhirnya nulis tentang IT lagi, padahal kemarin bilangnya mau ngurangin tulisan tentang IT. Emang gitu sih resikonya kalo sehari-hari ‘bergaul’ dengan PC. Kalo nemu sesuatu yg baru (apalagi yg jarang diketahui orang) bawaannya pingin ditulis di blog mulu. Tulisan kali ini bermula dari pengalaman beberapa jam yg lalu, waktu saya lg ngebakar (burn) DVD buat backup file-file penting. Kita share aja lah ya … semoga berguna kalo anda kebetulan juga mengalami masalah yg sama dengan yg saya alami saat itu emoticon.

Anda mungkin sudah tau DVD, salah satu media penyimpanan data yg populer saat ini. Sebuah DVD single-layer konon bisa menyimpan data hingga 4.7 GB atau sebanding dengan (lebih dari) 6 CD ukuran 700 MB. Dengan kapasitas sebesar itu, tidak aneh bila DVD sering digunakan untuk menyimpan data berukuran ‘jumbo’ misalnya video, installer program, musik dan lain-lain. Saya juga termasuk orang yg suka membuat cadangan data-data dalam bentuk DVD untuk berjaga-jaga kalo suatu saat PC saya ngadat.

Nah, cerita ini bermula tadi pagi, selepas subuh ketika saya lg kepingin mem-backup beberapa game saya (ehm .. maklumlah, namanya jg gamer). Setelah DVD-R dimasukkan ke DVDRW drive, mulailah saya memilah-milah game apa yg akan dibakar ke DVD (saya pake Nero 6). Setelah ukuran file yg mau dibakar sudah mendekati 4.7 GB, proses burn pun dimulai. Awalnya nggak ada yg aneh, sampai saya sadar kalo proses burning-nya berjalan lambat … sangat lambat. Walaupun curiga, saya tetap ‘setia’ menunggu sampai proses pembakaran DVD selesai.

Penjaja sarapan udah pada pulang, berganti penjaja sayuran, teman-teman sekost pun udah pada pergi kerja dan ibu-ibu udah mulai berisik dengan gosipnya di belakang kamar gw, tp proses burning belum juga tuntas. Apa gerangan yg terjadi dengan DVD writer-ku ? Perasaan kemarin-kemarin nggak begini lambatnya. Saat itu saya langsung ingat kalo kemarin saya sempat menyalin film dokumenter dari DVD ke harddisk, juga dalam waktu yg sangat lama, kurang lebih setengah jam baru rampung. Hmmm … pasti ada sesuatu dengan DVD drivenya. Tapi apanya yg bikin lambat ? Optik kotor ? Laser bermasalah ? Motor DVD writer aus ? Power supply lemah ? Belum selesai saya berpikir dengan berbagai kemungkinan yg ada, proses burn akhirnya selesai. Buset ! Sampe satu setengah jam baru beres !

Proses investigasi pun dimulai. Awalnya saya cek software pembakarnya, Nero. Nggak ada yg aneh. Saya memang selalu membakar data di DVD/CD dengan setengah kecepatan maksimum (misal DVD punya kecepatan rekam maks 16X, saya cuma akan pakai kecepatan 8X) untuk mencegah error yg mungkin terjadi pada saat burning. Kali ini saya cuman pake kecepatan rekam 4X. Kalo dihitung, berarti kecepatannya 4 x 1.35 MBps = 5.4 MBps. Kalo kapasitas DVD yg mau dibakar 4.7 GB, berarti setidaknya waktu yg dihabiskan untuk merekam seluruh data adalah 4700/5.4 MBps = 870.4 s = 14.5 menit ! Lah, terus ngebakar sampe 1.5 jam itu gara-gara apa ?

Tadinya saya pikir masalah ada di perangkat keras, dalam hal ini DVD writernya. Tp nggak ada salahnya toh kalo kita cari kemungkinan lain. Saya pun mencoba membaca data DVD dalam lingkungan sistem operasi lain. Anehnya, kalo dipake buat menyalin data DVD dari Linux (saya pake Ubuntu), kecepatannya normal-normal aja, nggak lambat. Kecurigaan pun beralih ke Windows XP. Setelah beberapa menit mengutak-atik device manager, arkhirnya ketemu juga biang keladinya. PIO mode di IDE ATA/ATAPI Controller. Setelah mode controller-nya diubah ke DMA, akhirnya masalah terselesaikan. Proses baca tulis DVD pun jadi jauh lebih cepat.

Apa itu PIO dan DMA mode ?

PIO (Programmed Input/Output) adalah metode transfer data antara CPU (Central Processing Unit a.k.a processor) dan perangkat lain, misalnya kartu jaringan atau media penyimpanan ATA (Advanced Technology Attachment) seperti harddisk atau DVD/CD drive. Pada saat transfer data dengan metode PIO, CPU akan digunakan sepenuhnya, misalnya pada saat proses baca tulis harddisk, CD atau DVD. Penggunaan resource CPU secara berlebihan ini akan mengakibatkan program/data lain menjadi sukar atau tidak dapat dijalankan sampai proses transfer data selesai. Selain itu, karena CPU harus ‘ikut campur’ mengatur lalu lintas tiap data antar media, proses transfer data akan berjalan sangat lambat. Metode ini umumnya dipakai pada PC-PC lawas, saat sistem operasi multitasking seperti Windows atau Linux belum sebeken sekarang.

Pada PC modern, metode transfer DMA (Direct Memory Access) mulai diperkenalkan. DMA memungkinkan tiap perangkat PC untuk melakukan transfer data tanpa harus membebani kinerja CPU. Jadi misal ada data mau disalin dari DVD ke harddisk, CPU hanya akan menyediakan ‘jalannya’ saja, tanpa harus ikut campur melakukan transfer data antar media. Urusan transfer data, biarlah harddisk dan DVD drive yg mengurusinya, sehingga CPU bisa digunakan untuk melakukan tugas (task) lain, misal membaca file musik, memutar video dll. Umumnya, media penyimpan data yg sudah mendukung DMA, seperti harddisk atau DVD/CD drive, akan dilengkapi dengan memori lokal, yg disebut buffer. Buffer inilah yg akan berinteraksi dengan memori utama/RAM (Random Access Memory) dan buffer pada perangkat lain. Karena kecepatan transfer antar memori jauh lebih cepat dibandingkan transfer pada media I/O biasa, maka bisa ditebak, kecepatan transfer data antar media dengan metode DMA akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan PIO.

Cara Mengetahui/Mengubah Setting IDE ATA/ATAPI Controllers

Klik kanan ikon My Computer di desktop, lalu pilih Properties. Pilih tab Hardware di jendela System Properties, lalu klik Device Manager. Anda juga bisa mengakses Device Manager melalui Start Menu –> Control Panel –> System –> Hardware –> Device Manager. Setelah jendela Device Manager terbuka, expand (klik tanda ‘+’) di depan IDE ATA/ATAPI Controllers. Selanjutnya pilihlah salah satu Channel yg ada, Primary atau Secondary IDE. Ini tergantung pada posisi kabel ATA tempat anda memasang harddisk atau CD/DVD drive. Kalo misal anda pasang DVD drive di primary master (keliatan pada waktu booting atau lewat BIOS), berarti pilih Primary IDE channnel. Tapi ini nggak perlu dipermasalahkan, pokoknya klik aja dulu salah satu channel, mau primary atau secondary nggak masalah.

 

Begitu jendela primary/secondary IDE channel terbuka, klik tab Advanced Settings. Biasanya akan ada dua device di sana, Device 0 (Master) dan Device 1 (Slave). Kalo nggak mau bingung, perhatikan aja bagian Current Transfer Mode (CTM ~ bukan obat tidur loh ya ^^). Kalo CTM punya keterangan ‘Not Applicable’, berarti memang nggak ada media (harddisk/dvd/cd drive) yg dipasang di sana. Cari aja CTM yg keterangannya DMA atau Ultra DMA atau PIO. Kalo di Primary IDE channel nggak ada, coba cari di Secondary IDE channel.

 

Kalo anda ngeliat ada CTM yg keterangannya PIO, pilihlah Transfer Mode di atas CTM dari ‘PIO Only’ menjadi ‘DMA if Available’. Setelah itu restart PC anda, dan transfer mode kini akan berubah PIO ke DMA.

Gimana kalo CTM punya keterangan ‘PIO’ padahal Transfer Mode-nya sudah ‘DMA if available’ ? Ubah dulu transfer mode ke ‘PIO Only’, terus klik OK (tanpa restart). Habis itu ulangi lagi, ubah transfer mode dari ‘PIO Only’ ke ‘DMA if available’, lalu restart.

Metode Transfer PIO Nggak Mau Berubah ke DMA setelah Restart ?

Di sini serunya. Anda udah berkali-kali mengubah transfer mode ke DMA, tapi kok habis restart, transfer mode-nya balik lagi ke PIO ? Umumnya ini terjadi pada IDE channel yg dipasangi CD/DVD drive. Nanti akan saya jelaskan sebabnya. Sekarang, buka lagi jendela Device Manager, kembali ke bagian IDE ATA/ATAPI controllers, lalu pilih IDE channel yg nggak mau diubah ke DMA tadi. Habis itu klik kanan si IDE channel tadi, dan pilih Uninstall, lalu restart PC seperti tadi.

 

Nggak usah takut, sistem Plug and Play Windows akan mendeteksi ulang IDE channel yg diuninstall tadi secara otomatis setelah restart, dan Windows akan menginstall sendiri driver untuk IDE channel tersebut. Setelah proses re-install, coba cek lagi transfer mode di IDE channel tadi. InsyaAllah, transfer mode-nya sudah pindah ke DMA atau Ultra DMA.

Kenapa PIO Nggak Bisa Berubah ke DMA atau DMA Berubah Sendiri ke PIO ?

Ini pertanyaan yg sempat bikin saya penasaran (walaupun saya sudah berhasil mengubah PIO ke DMA). Setelah Googling sebentar, akhirnya saya tau alasannya.

Di situs resminya, Microsoft menjelaskan bahwa sebenarnya Windows akan mengaktifkan DMA secara default pada kebanyakan perangkat ATA/ATAPI (IDE). Hanya saja ada tapinya. Windows akan mengubah mode transfer dari DMA ke PIO secara otomatis demi kestabilan sistem, apabila :

1. Ada penggunaan perangkat ATAPI selain CD-R/RW atau DVD-R/RW.
2. Fasilitas DMA dari perangkat ATA/ATAPI mengalami masalah.
3. Terdapat chipset perangkat IDE yg menyebabkan korupsi data (data corruption).
4. Terjadi kesalahan (error) yg berulang-ulang pada transfer DMA.

Penyebab yg terakhir (no.4) mungkin yg paling menarik untuk diulas. Menurut Microsoft, Windows XP akan mengubah mode DMA ke PIO apabila terjadi kesalahan dalam jumlah tertentu pada saat transfer data. Untuk mode DMA, bila terjadi lebih dari 6 kali kesalahan pada saat transfer data, mode transfer akan langsung berubah ke PIO.

Kalo kebetulan perangkat mendukung mode Ultra DMA (UDMA), maka setiap lebih dari 6 kali kesalahan CRC (Cyclic Redundancy Check-error yg umum terjadi ketika CD/DVD drive gagal membaca data pada kepingan CD/DVD) mode UDMA akan diturunkan 1 tingkat. Jadi misal tadinya Ultra DMA mode 5, setelah 7 kali CRC error, modenya akan ‘turun kelas’ jadi UDMA mode 4. Begitu seterusnya, sampe UDMA 0. Kalo sudah UDMA 0 masih terjadi CRC error sampai lebih dari 6 kali, modenya turun lagi ke PIO.

Dan-demi kestabilan sistem tadi-kalo modenya sudah berubah jadi PIO, pengguna sudah nggak bisa mengubahnya ke DMA atau UDMA. Kecuali, pengguna meng-uninstall dan me-reinstall perangkat tersebut, seperti yg sudah saya tuliskan di atas.

Jadi terjawab sudah, kenapa mode DMA/UDMA bisa berubah sendiri ke PIO. Penyebabnya karena CRC error tadi. Makanya jangan suka masukin CD/DVD sembarangan ke CD/DVD drive. Misalnya anda menyalin data dari DVD/CD ke harddisk dan kebetulan CD/DVD-nya jelek, tergores, kena minyak atau apalah yg bikin proses copy gagal, saat itulah CRC error terjadi. Error ini juga biasa terjadi bila CD/DVD drive mencoba membaca CD/DVD bajakan atau CD/DVD kualitas rendahan. Makin banyak CRC error, mode transfer data akan terus turun dan kecepatan baca tulisnya juga merosot drastis. Mungkin itu sebabnya sering ada klaim kalo CD/DVD bajakan bisa bikin CD/DVD drive lambat, motornya aus atau rusak, padahal sebenarnya transfer mode-nya aja yg berubah dari DMA ke PIO.

Jadi kalo anda merasa ada penurunan kinerja atau kecepatan baca-tulis CD/DVD, sebaiknya coba cek dulu transfer mode-nya. Kalo memang udah pake DMA/UDMA tapi kecepatan masih lemot, banting aja … eh … ganti aja CD/DVD drive anda dengan yg baru (atau cek lagi lensa, laser dan motor drive-nya).

Semoga bermanfaat.

————- 

Referensi :

http://en.wikipedia.org/wiki/Programmed_input/output
http://en.wikipedia.org/wiki/Direct_memory_access
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyclic_redundancy_check
http://www.microsoft.com/whdc/device/storage/IDE-DMA.mspx 

May 27, 2008 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, IT | 15 Comments