Arba’in – The Fourth

Sci,Tech and Ent

DOSBox – Si Emulator Game Jadul

Video Game. Satu-satunya ‘penyakit’ saya yang paling parah dan belum bisa sembuh-sembuh sampai umur 30 sekarang ini. Nggak di rumah, nggak di kantor, baik ketika sendiri maupun pas lagi bareng pacar, saya selalu menyempatkan diri untuk main game, walaupun cuma sekedar 5 menit. Saya tahu kalo hobi yg satu ini sebenarnya kurang bagus, apalagi buat yg sudah ‘berumur’ seperti saya. Tapi mau gimana lagi, game sudah seperti candu, susah buat berhentinya.

Berkat game-lah, saya bisa berkenalan dengan mesin ajaib bernama PC, 20 tahun silam. Berkat game juga, saya yang awalnya punya cita-cita menjadi pilot sampai rela ‘pindah haluan’ menjadi seorang engineer.

Saya nggak tau kalo ada di antara pembaca sekalian yang ‘sealiran’ dengan saya (baca:maniak game sampe jadi om-om emoticon), cuma seringkali menarik untuk sedikit bernostalgia dengan game-game lawas pada akhir tahun 80-an sampai awal 90-an,  di saat dunia perkomputeran masih dalam masa-masa ‘kegelapan’, belum ada yg namanya desktop, Windows, folder, kursor tetikus dan lain-lain. Yang ada hanyalah layar monitor gelap dengan prompt "C:>". Inilah zaman-zaman di mana DOS (Disk Operating System) menguasai PC di seluruh dunia.

Saat itu teknologi komputer memang rata-rata masih 8-bit sampai 16-bit, tampilannya masih 256 warna (kadang masih ada yg cuma 16 warna), tapi saat itu video game (di PC) masih terbilang jarang kalau dibandingkan dengan video game console seperti Atari, NES, SEGA dan sebangsanya. Dan buat saya pribadi, game-game lawas banyak menyisakan kenangan indah masa kecil yang nggak mungkin bisa saya lupakan. Itu sebabnya, main game lawas seringkali memberikan kesenangan tersendiri buat ‘om-om’ seperti saya.

Memainkan game lawas di PC modern bisa dibilang, well … gampang-gampang susah. Tentu saja kita tidak bisa asal klik dua kali pada shortcut seperti halnya game-game sekarang, karena game lawas kebanyakan berbasis perintah DOS dan arsitektur PC saat ini sudah jauh berbeda dengan PC zaman dahulu kala. Pada kondisi seperti ini, DOSBox bisa menjadi solusinya.

Kalau anda familiar dengan MAME, Kawaks, EPSXE, Nebula dan semacamnya, saya yakin anda sudah tidak asing dengan istilah Emulator. Sesuai namanya, emulator adalah suatu program khusus yang bisa melakukan emulasi atau meniru/menyamai suatu sistem tertentu, dalam hal ini game. Dengan MAME misalnya, anda bisa memainkan game-game pada mesin arcade (yang biasa kita sebut ding-dong), misal Street Fighter, King of Fighter dll, di PC anda. Contoh lainnya adalah EPSXE, di mana anda bisa memainkan game Playstation di PC. Dengan kata lain, anda bisa main game playstation tanpa harus beli console dan CDnya. Hemat dan praktis (dan gratis pastinya), itulah keuntungan utama menggunakan emulator.

DOSBox kurang lebih sama prinsipnya dengan emulator-emulator di atas. Dalam hal ini, DOSBox akan melakukan emulasi DOS, sehingga si game lawas akan ‘menganggap’ bahwa PC canggih anda menggunakan sistem operasi DOS yg jadul, dan game tersebut akhirnya bisa dimainkan. Anda hanya membutuhkan file-file game yang ingin anda mainkan, dan DOSBox. Karena yang diemulasikan adalah sistem berbasis perintah (command base), DOSBox membutuhkan sedikit pengetahuan akan perintah-perintah DOS (dan sedikit UNIX). Tapi tenang saja, DOSBox sama sekali tidak sukar untuk dipelajari dan digunakan. Berikut adalah screenshot game Prince of Persia yang saya mainkan dengan DOSBox pada laptop Dell 1318 dengan OS Windows Vista.

Prinsip utama untuk menggunakan DOSBox adalah Mount and Run. Yang pertama kali harus dilakukan adalah ‘mount’ pada direktori/folder dari game yang ingin dimainkan. Pada proses ini, DOSBox akan mengemulasikan sistem DOS pada direktori tersebut. Setelah proses mount berhasil, anda bisa langsung menjalankan game tersebut dengan mengetikkan nama file eksekusinya, biasanya dengan ekstensi EXE, COM atau BAT.

Kelihatannya memang ribet kalau kita selalu melakukan langkah-langkah di atas setiap kali ingin bermain game. Tapi dengan sedikit modifikasi, anda bisa melakukan konfigurasi tambahan pada DOSBox untuk langsung menjalankan game tertentu tanpa harus mengetikkan berbagai macam perintah. Anda juga bisa membuat file batch (BAT) khusus untuk tiap game dan meletakkan shortcut ke file tersebut di desktop, sehingga anda bisa langsung memainkan beberapa game berbeda lewat desktop. Di internet juga tersedia beberapa programfront-end khusus yang bisa digunakan untuk menjalankan game tanpa harus melakukan konfigurasi yang rumit pada DOSBox.

Ingin mencoba ?

DOSBox bisa diunduh secara gratis di : http://www.dosbox.com/. Game-game DOS lawas bisa anda peroleh di : http://www.dosgames.com/

Selamat bernostalgia … emoticon  

April 11, 2012 Posted by | Bhs Indonesia, Games | 2 Comments

Hetakoi

 

Author : Nakano Junko 

For his twentieth birthday, Shizuka chooses to go to a hot springs alone. To his surprise, he also ends up seeing his first naked woman… a passed out drunk girl. Soon afterward he enters college, and his friend from high school convinces him to join the female dominated travel and hot springs club. Amazingly, the girl he saw naked, Ruka, is also a member of the club! Now he must interact with his club more or less normally, and pretend he doesn’t imagine Ruka naked every time he sees her. He is determined that his embarrassing secret never be made public!

————–

Cowok jomblo, ketemu cewek bugil di onsen (pemandian air panas), dua-duanya akhirnya suka satu sama lain … kayaknya pernah baca manga yang temanya begini. LOVE HINA ! Nggak seru …

Itu yang ada di pikiran saya waktu baca bab pertama dari manga ini kemarin. Yup, saya baru baca kemarin sore. Waktu cari-cari manga bagus di internet, terus iseng ngeliat manga yang satu ini, ujung-ujungnya saya malah jadi penasaran dengan ceritanya. Anggapan LOVE HINA style pada manga ini, yg ada di pikiran saya waktu itu perlahan-lahan hilang. Alur cerita dari manga ini awalnya ringan dan cenderung gampang ditebak (LOVE HINA style tadi), dengan bumbu-bumbu komedi (dan ecchi pastinya). Makin dalam mengikuti ceritanya, alurnya mulai padat, serius dan kompleks, sampai suatu saat saya terbelalak melihat cerita pada salah satu bab. Saya lupa kalau manga ini masih termasuk seinen … so sebenarnya wajar-wajar saja kalau ceritanya kayak gitu (you know what i mean ?)  

Akhir kata, kalau anda penggemar jenis manga seinen romantis, saya bisa bilang Hetakoi adalah salah satu manga terbaik yang pernah saya baca. Tidak terlalu kecewek2an/shoujo, dan tidak terlalu vulgar/ecchi/mature.

HIGHLY RECOMMENDED. 

April 5, 2012 Posted by | Books, Thought and Opinion | Leave a comment

Cradle of Monster – Mouryou no Yurikago

Author : SANBE Kei

A group of students find themselves on a sinking capsized ship. Together with some zombies. What happened to the ship and why are there zombies aboard ? It’s a battle against time and the zombies, to save themselves.

—— 

Membaca Cradle of Monster sama halnya seperti menonton perpanduan antara film Poseidon, Battle Royale dan 28 Days Later. Sejumlah siswa SMU terjebak dalam kapal (yang entah kenapa) nyaris karam di lautan luas. Dengan kondisi kapal yang terbalik 180 derajat, mereka harus mencapai dasar kapal untuk bisa meloloskan diri, sebelum kapal benar-benar tenggelam. Masalah bertambah pelik, karena pada waktu yang bersamaan, entah dari mana datangnya, zombie-zombie bermunculan dan memburu para penumpang yang masih selamat. Bila tertangkap oleh para zombie ini, hanya ada dua kemungkinan : tewas atau … jadi zombie juga. Manga ini menceritakan bagaimana para siswa dan penumpang lainnya berjuang menyelamatkan hidupnya habis-habisan dengan berbagai cara: saling bantu, saling dukung, termasuk saling bunuh.

Mengikuti alur cerita manga ini, pembaca akan disuguhi potongan-potongan flashback dari tiap karakter, yang nantinya akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan kapal pesiar yang mereka tumpangi. 

Salah satu yang saya suka dari manga ini, adalah karakter-karakternya yang kompleks. Mulai dari Makoto Ayukawa, anggota klub renang sekolah, tipe anak baik-baik yang biasanya jadi protagonis di manga-manga Shonen. Lalu ada pula si anti-hero Yuuya Takigawa, si misterius Kasuga (saya lupa nama lengkapnya), sampai Kana Miyamura, yang menurut saya adalah salah satu karakter paling ‘sinting’ sepanjang sejarah saya baca manga.  

Well, manga ini termasuk dalam kategori Seinen (dan Ecchi tentu saja ^^), jadi jangan heran kalau banyak adegan sadis, darah di mana-mana, sehingga tidak disarankan untuk pembaca di bawah 18 tahun. 

March 28, 2012 Posted by | Books, Thought and Opinion | Leave a comment

CDR Control Automation Project (Part 2)

Well, untuk sementara sistem remote troubleshooting CDR via TeamViewer di lab berjalan lancar. Hasilnya selama liburan 3 hari kemarin cukup memuaskan. CDR sempat stop beberapa kali karena cuaca panas, tapi masih bisa direstart … dari ANCOL .. hehhe. Sooo, selama internet lab nggak mampus dan nggak ada mati lampu di Serpong, there will be no problem.

Sekarang bisa lanjut ke tahap berikutnya … 

Remote Troubleshooting succeeded!

TAHAP II.  SISTEM PENGARSIPAN DATA CDR KE EXTERNAL HD

Pada kondisi normal, CDR menghasilkan 1 data volume scan (yg nantinya digunakan untuk analisis) setiap enam menit. Ukuran 1 data volume scan bisa kurang dari 1 MB (tidak ada hujan) sampai 5 MB (hujan ekstrim). Dalam sejam, maksimal akan ada sekitar 50 MB data RAW, itu artinya CDR akan menghasilkan sekitar 1,2 GB data raw dalam sehari. Itu belum termasuk data surveillance dan image. Dengan ukuran sebesar itu dan koneksi internet yang ada saat ini, bisa dibilang proses pengolahan data harian secara remote akan sangat sangat sukar (walau tidak mustahil).

Masalah kedua, server lab hanya mendownload data CDR dalam format ASCII. Saya terus terang nggak suka dengan ASCII karena ukurannya yg relatif besar walaupun sudah dikompresi. Lagian data ASCII sangat rawan disalahgunakan tanpa ijin karena gampang diakses semua orang. Capek-capek ngolah data sampe keluar format ASCII, eh datanya dipake orang lain cuma dengan modal Excel atau Notepad. Saya lebih suka dengan format Binary, karena selain ukurannya jauh lebih kecil, datanya eksklusif karena hanya si programmer yg tahu tiap variabel dan cara mengakses data tersebut. Sehingga lebih aman dari sisi hak cipta (copyright).

Masalah ketiga, sistem kontrol CDR ini ada di lab, jadi mau tidak mau harus mengikuti policy jaringan di lab. Dan koneksi ftp secara langsung dari lab sangat dibatasi dengan alasan keamanan. Sistem harus terhubung dengan server lab sebelum bisa melakukan koneksi ftp. Pilihannya cuma dua, koneksi ftp via SSH atau Citrix. Really really unconvenient for a network newbie like me …

Dan .. masalah terakhir. Automatic system. Yeah. That’s also a big problem. Ini berhubungan erat dengan sistem operasi yang digunakan. Sistem kontrol CDR saat ini adalah dual-OS, Windows7 dan Linux Mint 10. Kedua OS bisa menggunakan SSH, ftp dan VNC. Tapi sistem mana yang akan digunakan untuk sistem otomatisnya ? Di Windows, kita bisa menggunakan batch file + task scheduler untuk membuat program berjalan secara otomatis, dan di linux kita bisa menggunakan shell script + cron tab. Tetapi …. kembali ke masalah nomor 3, gimana caranya membuat sistem ini melewati barikade policy jaringan lab ??? Bisakah melakukan scripting via Citrix ?

Tadinya saya berencana mengaplikasikan konsep BOS (Business Operating System) dan beberapa sistem multiplatform lain untuk mengatasi masalah ini. Tapi ujung-ujungnya malah tambah ribet, sistemnya jadi ngadat dan ada sedikit ‘kesalahpahaman’ yg timbul akibat penggunaan sistem ini. Jadi untuk sementara balik dulu ke Windows/Linux, sambil mikir alternatif lainnya.

(to be continued …)  

March 27, 2012 Posted by | Bhs Indonesia, Science and Technology | Leave a comment

Echo Coverage (Part 1)

Dari beberapa paper yang sudah saya pelajari (baca: sebagian saya pelajari), ada beberapa gambar menarik yang menggunakan data CAPPI radar. Salah satunya adalah Echo Coverage (EC), yang menunjukkan tutupan echo/sinyal balik dari presipitasi yang terdeteksi oleh radar. 

Salah satu paper menarik yg membahas soal EC adalah paper Mori-san (kebetulan saya jadi co-authornya .. ehm emoticon) : Convective System Developed along the Coastline of Sumatera Island, Indonesia, Observed with an X-band Doppler Radar during the HARIMAU2006 Campaign

Analisis echo coverage ini biasanya ditunjukkan dengan beberapa plot, antara lain : 

  1. Time-Height cross section. Pada grafik ini, sumbu X adalah waktu, sumbu Y adalah ketinggian, dan sumbu Z adalah echo coverage.
  2. Time-Time cross section. Pada grafik ini, sumbu X adalah waktu (hari), sumbu Y adalah waktu (jam) dan sumbu Z adalah echo coverage.

Analisis EC sangat bermanfaat untuk mengetahui pola spasial (statiform atau cumuliform) dan temporal (diurnal atau semi-diurnal) dari curah hujan di suatu wilayah.

Saya sebenarnya sudah pernah melakukan analisis data yang mirip, dengan menggunakan data satelit TRMM produk TRMM3B43 dan GSMaP NRT/MWR, dengan menggunakan Time vs Time plot, tapi dimensi ketiga yang saya gunakan adalah intensitas rata-rata curah hujan (rainrate).

Kali ini rencananya saya akan melakukan analisis dengan data XDR, selama perionde IOP2011 (Desember 2011). Well, ini belum pernah saya lakukan sebelumnya, jadi waktu pagi ini habis dengan coretan di kertas untuk menghitung EC sebelum dikonversi menjadi kode program. 

Masalah : Data radar adalah data grid 641x641x20. Karena yang dibutuhkan adalah data dalam coverage 160 km, maka tidak semua data akan dimasukkan dalam perhitungan, hanya data yang lebih kecil dari diameter 160 km yg diambil.

Algoritma :

  1. Buka data binary radar.
  2. Assign data radar, kedalam array 3 dimensi (x,y,z).
  3. Mulai hitung jarak tiap grid dari pusat radar. Grid yang jaraknya lebih kecil dari 160 km akan dihitung, yg lain akan diabaikan. Phytagoras theorm will do the trick … emoticon
  4. Periksa grid yang diperoleh dari langkah 3, apakah memiliki echo atau tidak. Bila ada, hitung berapa banyak grid yang memiliki echo.
  5. EC diperoleh dengan membandingkan jumlah grid yang memiliki echo dengan jumlah total grid dalam diameter 160 km.
  6. Ulangi langkah 1-5 untuk tiap data radar (10 menitan).

to be continued …. 

March 13, 2012 Posted by | Bhs Indonesia, Science and Technology | Leave a comment

Top 5 – Taksi Terbaik di Jakarta

Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi saya setelah merantau lebih dari 10 tahun di Jakarta, semoga berguna buat anda yang mungkin kebetulan ingin berkunjung ke Jakarta, di mana sebelumnya tidak punya pengalaman menggunakan alat transportasi seperti taksi. Maklum saja, jumlah perusahaan taksi di Jakarta luar biasa banyak dan makin bertambah setiap tahun, sehingga wajar kalau pendatang baru terkadang bingung menentukan layanan taksi yang benar-benar baik dan layak digunakan.

Saya membuat penilaian berdasarkan banyaknya armada taksi, kenyamanan taksi, pelayanan supir taksi serta kemudahan pemesanan. Sekedar catatan, karena tulisan ini berdasarkan penilaian pribadi, saya maklum kalau saja ada pembaca yang memiliki pendapat dan penilaian berbeda.

1. Blue Bird Group

Dari seluruh armada taksi yang beroperasi di Jakarta, Blue Bird layak dijadikan yang terbaik. Armada taksi Blue Bird sangat mudah anda temukan di berbagai sudut kota, mulai dari pusat perkotaan sampai daerah pinggiran. Kendaraan yang digunakan umumnya adalah Toyota Limo (versi rendah dr Toyota Vios). Setiap kendaraan biasanya dilengkapi dengan GPS untuk membantu navigasi pengemudi.

 

Dari sisi pelayanan, pengemudi Blue Bird juga bisa dibilang yang terbaik di Jakarta. Terkadang bila terjadi sesuatu, misalnya macet, sang pengemudi bisa menawarkan solusi yg baik kepada penumpang, seperti jalan pintas terdekat dan lain sebagainya. Jarang sekali saya memiliki pengalaman buruk dengan pengemudi selama menggunakan taksi ini. Pemesanan taksi ini juga sangat mudah, bisa lewat telepon atau SMS. Dengan segala kelebihan di atas tak heran bila Blue Bird seakan-akan sudah jadi ikon taksi di Jakarta, baik bagi para pendatang maupun wisatawan.  

Satu-satunya kekurangan Blue Bird adalah ongkosnya yang mahal (paling mahal mungkin) dibandingkan dengan taksi yang lain. Pada waktu pertama kali masuk taksi, angka yang tertera di argometer adalah Rp.6000, dan beberapa saat kemudian akan naik dalam kelipatan Rp.300.

2. Express Taxi

Express adalah alternatif terbaik buat saya dalam hal memilih taksi, terutama pada keadaan-keadaan berikut : tidak ada taksi Blue Bird yang kosong atau ketika lagi bokek. Dengan harga yang lebih murah (tarif bawah), anda bisa mendapatkan pelayanan yang nyaris setara dengan Blue Bird. Armada taksi Express juga relatif mudah ditemui di berbagai sudut kota. Kendaraannya juga kebanyakan adalah Toyota Limo seperti Blue Bird, dan kebanyakan sudah dilengkapi dengan GPS. Warna kendaraan yang putih bersih juga memudahkan anda untuk membedakannya dengan taksi lain.

 

Para pengemudi Express umumnya ramah kepada penumpang (saya juga jarang punya pengalaman buruk dengan taksi ini). Pemesanan taksi juga relatif mudah, walaupun masih belum semudah Blue Bird. Express menerapkan tarif bawah untuk ongkos taksinya, yaitu Rp.5000 pada saat naik, lalu bertambah dalam kelipatan Rp.250. 

Yang paling saya suka dari Express adalah warna kendaraan yang putih bersih, simpel dan nggak norak seperti kebanyakan taksi lain di Jakarta. Selain itu, jok belakang yang diberi kain putih seakan-akan menambah kesan nyaman untuk penumpang (kadang saya jadi serasa di atas kasur kalo duduk dalam taksi ini). Dan yang paling penting, ongkosnya lebih murah dari Blue Bird.

3. Taksi Putra

Saya menyebutnya taksi ‘pinggiran’. Maksudnya, taksi ini lebih banyak saya temui di luar pusat kota Jakarta, misalnya di daerah Jakarta Selatan atau Timur. Kebanyakan armadanya menggunakan Hyundai Excel dan Proton Wira/Waja. Saya sering sekali menggunakan taksi ini kalau sedang bepergian ke daerah pinggiran Jakarta. Mungkin karena pool taksi ini kebanyakan berada di dekat luar kota Jakarta, pengemudinya cenderung lebih mengenal daerah pinggiran tersebut dibandingkan taksi-taksi lainnya seperti Blue Bird ataupun Express.

Dari segi kenyamanan, taksi yang dulunya sempat bernama ‘Citra’ ini mungkin setingkat di bawah 3 taksi yang sudah saya sebut sebelumnya, karena sebagian besar armadanya masih menggunakan Nissan Excel yang ukurannya rada mini dibandingkan Toyota Limo. Kalo beruntung, anda bisa merasakan nikmatnya naik Proton dengan menggunakan taksi ini. Dari segi layanan, pengemudi taksi Putra juga ramah terhadap penumpang. Ongkos yang diberlakukan juga tarif bawah.

4. Gamya Taxi

Namanya mungkin tidak setenar taksi-taksi yang lain, tapi Gamya layak menjadi salah satu taksi terbaik di Jakarta. Armada Gamya juga lebih banyak saya temukan di luar pusat kota Jakarta, kebanyakan menggunakan Nissan Sunny Neo dan Nissan Latio. Taksi ini juga mudah ditemukan di bandara Soekarno Hatta.

 

Pengemudi taksi ini juga ramah terhadap penumpang. Walaupun tidak menawarkan fitur seperti TV, taksi ini tetap sangat nyaman dan bersih. Warna armada yang ‘cool’ dan tidak norak juga membantu anda membedakan taksi ini dengan taksi lainnya. Ongkosnya juga masih menggunakan tarif bawah. 

5. Taxiku

Mungkin armadanya tidak sebanyak Blue Bird atau Express, tapi Taxiku memiliki beberapa layanan yang tidak dimiliki oleh taksi-taksi ‘kelas atas’ tersebut. Dua di antaranya adalah gratis biaya jalan tol ke bandara (Soekarno Hatta) dan printer argo. Sudah bukan rahasia lagi kalau ongkos tol selalu jadi momok bagi pengemudi mobil di Jakarta, terutama yang mau ke bandara. Nah kalo pake taksi ini, anda tinggal duduk santai dan tidak perlu pusing lagi dengan ongkos tol. Website resmi Taxiku menyebut bahwa ini adalah promosi, entah kapan akan berakhir (semoga saja seterusnya LOL). Yang perlu diperhatikan adalah, gratis biaya tol ini hanya berlaku untuk perjalanan ke bandara. Kalau anda naik taksi ini dari bandara, anda akan tetap dikenakan ongkos tol.

 

Kelebihan lainnya adalah printer argo. Untuk sebagian orang, mungkin resi/bukti pembayaran taksi tidak terlalu penting. Tapi buat sebagian lagi, bukti pembayaran ini sangat bermanfaat. Terutama kalo anda bekerja di perusahaan yang sistem administrasinya ketat. Taxiku juga menerapkan tarif bawah untuk penumpangnya. Armadanya sebagian besar menggunakan Toyota Limo seperti halnya Blue Bird dan Express.

Nah, dalam hal pelayanan supir, mungkin dari 4 taksi di atasnya, taksi ini yg paling bawah. Tapi itu cuma pengalaman saya saja, mungkin ada pembaca yg punya pengalaman berbeda. Tapi secara umum pelayanannya masih cukup baik. 

November 15, 2010 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, Thought and Opinion | 4 Comments

3 Months and Microblogging …

Oh my God, ternyata sudah tiga bulan lebih sudah tidak ngeblog lagi … 

Yah, mau bagaimana lagi, tempat curahan hati, uneg-uneg dan ide sekarang lebih banyak diambil oleh layanan Microblogging macam Facebook, Plurk atau Twitter. Entah siapa yg pertama kali mencetuskan ide microblogging (MB), tp memang baru terasa sekarang kalo si MB ini jauh lebih praktis dari sekedar webblog (WB) biasa. Di MB kita bisa langsung menuliskan apa yg ingin disampaikan, umumnya tidak lebih dari 200 kata. Buat orang-orang yg tidak suka menulis (atau memang tidak dikaruniai bakat menulis kayak gw), hal ini luar biasa membantu, terlebih lagi kalo cuma ingin menyampaikan uneg-uneg atau sekedar sumpah serapah.

Dalam kasus gw, saat ini Facebook (FB) lebih banyak dipakai untuk menuliskan ide atau sesuatu yang saat ini ada di pikiran, tentunya dalam batas-batas tertentu. Dibatasi karena sebagian teman di FB adalah atasan gw, jadi mesti hati-hati nulis sesuatu di FB, bisa-bisa kena sindir, tegur atau yang lebih parah lagi, surat peringatan alias SP. So, let’s just say FB is the light side of my personality … 

Tapi yg namanya manusia, tentunya wajar kalau sesekali menumpahkan segala kepenatan, amarah, dampratan dan sumpah serapah. Nah, dalam hal ini Plurk sangat membantu. Popularitas Plurk memang masih di bawah FB, itu sebabnya sangat cocok digunakan sebagai tempat curhat, atau menuliskan segala sesuatu yang tidak mungkin dituliskan di FB. Kalo di FB teman gw bisa mencapai ratusan, tp kalo plurk cuma puluhan orang, itupun sebagian besar nggak dikenal. Jadi tidak aneh kalo timeline Plurkku penuh dengan segala macam komplain dan tulisan-tulisan nggak mutu yg kalo dibaca rada bikin mata sakit. Plurk juga mengenal sistem Karma, kalo di game RPG rada mirip dengan experience, yg nilainya akan naik seiring dengan seringnya kita beraktivitas di Plurk. So in my case, Plurk is the dark side of my personality …

Kalo Twitter gimana ? Dibanding FB dan Plurk, gw termasuk jarang ngetwit. Fitur Twitter menurut gw masih di bawah FB, selain itu apa yg disediakan di Twitter sudah tersedia pula di Plurk. Kalo apa yg gw tulis di Plurk suka ngaco, kadang di Twitter gw bisa ngomong lebih ngaco lagi, terlebih lagi kadang postingan di Plurk sering gw link ke Twitter. Jadi, suka nggak nyambung dgn yg ada dipikiran gw saat itu. So just say, Twitter is the fake side of my personality

Nah, jadi untuk weblogku tersayang, mungkin akhir-akhir ini aku jarang mengunjungimu. Tapi tenang, ada beberapa hal yang tetap akan dituliskan di sini nantinya. Bagaimanapun jg, banyak ide, tulisan, aktivitas dan kenangan berharga yang sudah tersimpan di sini. My weblog is the real side of personality … emoticon

October 18, 2010 Posted by | Activity, Bhs Indonesia, Thought and Opinion | Leave a comment

Radar Data Processing – #1 – System Reqs.

Tulisan ini sebenarnya dikhususkan untuk diri sendiri, soalnya aku gampang lupa dan punya penyakit yang nggak sembuh-sembuh sejak jaman sekolah dulu : malas mencatat. Berhubung hampir semua aktivitasku, mulai dari pekerjaan, riset sampai thesis berhubungan langsung dengan data radar, rasanya perlu untuk membuat catatan kecil tentang proses pengolahan data radar, mulai dari instalasi sampai proses eksekusi programnya.

Berikut sistem dasar yang diperlukan agar seluruh pengolahan data radar dapat berjalan lancar :

  1. PC atau Laptop atau yang kompatibel dengan prosesor minimal pentium 4 atau yang sejenis (AMD dll), RAM minimal 512 MB, dan ruang harddisk minimal 30 GB.
  2. Sistem Operasi Linux/UNIX atau yang kompatibel. Distro apapun boleh.
  3. C Compiler. Disarankan menggunakan GCC (Gnu C Compiler). Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  4. C++ Compiler. Disarankan menggunakan  G++. Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  5. Fortran Compiler. Disarankan menggunakan Gfortran atau Ifortran. Bisa diperoleh lewat SPM (Synaptic Package Manager).
  6. Text Editor (gedit, pico, emacs, vi dll).
  7. Perl (Practical Extraction and Report Language).

Berikut sistem tambahan yang harus diinstalasi untuk keperluan pengolahan data :

  1. NetCDF (Network Common Data Form). Bisa diunduh di : http://www.unidata.ucar.edu/software/netcdf/
  2. NetCDF-Perl Extension. Bisa diunduh di : http://www.unidata.ucar.edu/software/netcdf-perl/
  3. mmds (Msaka Multiple Doppler Synthesis) untuk konversi data RAW radar ke MRF dataset buatan Takeshi Maeseki. Kalo ini aku dapat ini selama training di Jepang dulu (thanks to sakurai-senpai).

Dan ini beberapa tool tambahan (opsional) untuk membantu visualisasi data yg sudah diolah : 

  1. GrADS (Grid Analysis and Display System). Bisa diunduh di : http://www.iges.org/grads/
  2. GTK+ (Gimp Toolkit). Bisa diunduh di : http://www.gtk.org/ 

Sebagai perbandingan, berikut spesifikasi sistem yg kupakai untuk pengolahan data radar selama ini : Dell Inspiron 1318, Processor Intel Core 2 Duo T8100 2.1 GHz, RAM 4 GB,  Harddisk 250 GB (50 GB untuk Linux), OS Linux Mint 7 Gloria.

Pada tulisan berikutnya akan diulas teknik instalasi sistem di atas emoticon.  

July 7, 2010 Posted by | Bhs Indonesia, Guide, Science and Technology | 4 Comments

WTHIGO ?? – #4 – Hangus Membawa Nikmat (end)

Pelan-pelan kupasang lagi keyboard dan LCD laptop di tempatnya, kupasang dan kukencangkan semua baut dan … waktunya mencoba (untuk yg kesekian kalinya).

OK. Proses boot normal, windows setup terdeteksi, proses loading file dan …. HANG !!!

Badan langsung lemas. Dugaanku kalau mouse yg jadi biang keladi semua ini ternyata tak terbukti. Proses setup tetap hang. Apalagi yg kurang ??? Kucoba mengingat-ingat lagi kejadian di mall ambassador awal mei silam. Pasti ada sesuatu yg terlewat. Sesuatu yg membuat laptop ini ngadat. Waktu itu laptopku baru dikembalikan dari Dell Service Center, setelah DVD-RWnya bermasalah. Kepingan DVD memang berhasil dikeluarkan, walaupun harus dibayar dengan ‘harga’ mahal, DVD-RWnya akhirnya rusak total. Waktu itu laptop masih sempat kunyalakan dan nggak ada masalah dengan Vistanya.

Selesai dari service center, aku singgah sebentar di Dunkin dan iseng internetan. Nah dari sini semua masalah berawal. Setelah beberapa saat online, aku iseng ngecek panel laptop karena kepingin tau apakah nggak ada masalah setelah DVD-RW rusak. Setelah menekan beberapa tombol, semua keliatan baik-baik saja. DVD-RW masih bisa ‘bersuara’ menerima perintah dari tombol-tombol panel. Dan tiba-tiba saja internet ngadat. Aku pikir awalnya ini gejala biasa, kadang-kadang wifi dan mobile internet memang suka ngadat. Jadi kumatikan saja wifinya dengan mengubah posisi switch wifi laptop ke off.

Ada yg aneh … kok lampu wifi di panel masih tetap nyala ??? harusnya kalo di-off dari switch, led wifi bakal mati. Belum selesai kebingunganku, tiba-tiba laptop hang. Dari gejalanya, aku yakin ini bukan hang biasa. Bukan cuma windows, tapi kursor mouse juga nggak bisa bergerak. Dari pengalaman selama ini, yg paling sering bikin mouse kursor nggak bergerak kalo hang tak lain dan tak bukan adalah prosesor yg kepanasan. Gawat … tak ada pilihan selain mematikan paksa laptop dari tombol power. Setelah kudiamkan beberapa saat, kuhidupkan lagi laptop, dan sejak bencana itupun terjadi. Hang hang dan hang ….

Sebentar …. kalau led tetap menyala dan switch wifi nggak bermasalah (sudah dibuktikan di percobaan sebelumnya) berarti ada yg salah dengan led itu, atau … panel tempat led itu yg bermasalah. Mungkinkah ? Cuma ada satu cara untuk mebuktikannya. Bongkar !!

 

Kubongkar lagi si laptop. Kali ini fokus terarah pada panel. Penghubung mainboard dan panel adalah selembar kabel tipis yg sangat rapuh. Sejak pertama kali bongkar laptop, kabel ini yg selalu bikin degdegan, soalnya gampang putus kalo ditarik terlalu keras. Misi kali ini adalah melepas si kabel dari konektor panel laptop. OK. Selesai. Saatnya mencoba.

Laptop menyala. Boot OK. Masuk Windows setup. So far so good … eh tunggu sebentar … bau ini … ada yg terbakar !! Refleks, langsung kucabut kabel power laptop. Untungnya baterai nggak kupasang, jadi laptop langsung mati. Sialan !! Apalagi ini ???

Tidak salah lagi, ada sesuatu yg terbakar dalam laptopku. Perlahan kubuka lagi panel laptop, dan benar dugaanku. Kabel tipis tadi kelihatan hangus di pinggirnya. Kuperiksa lagi pelan-pelan kabel itu. Bagian tepinya terbakar, jadi satu atau dua serat kabelnya pasti putus, dan sudah pasti nggak bisa dipakai lagi.

Habis sudah. Kali ini laptop ini benar-benar hancur. Lesu rasanya. Semuanya gagal total. Belum genap dua tahun umurnya, laptop ini sudah ‘wafat’.

Ya sudahlah. Dari awal aku sudah ikhlas kalo laptop ini bakal rusak karena dibongkar-bongkar. Mending aku sendiri yg bongkar daripada diutak-atik sama tukang servis laptop yg rakus-rakus itu. Kucopot kabel tipis yg terbakar itu dari mainboard. Kupasang lagi penutup panel dan coba kunyalakan lagi laptop. Siapa tau masih bisa nyala. 

Boot OK. Kayaknya kabel yg kebakar tadi nggak ngaruh ke sistem. Masuk windows setup. Loading file OK, dan … tiba-tiba tampilan yg kutunggu-tunggu dari satu setengah bulan lalu itu tiba-tiba muncul !!

Layar pilihan instalasi Windows itu muncul ! Semuanya berjalan normal lagi.

Berarti memang kabel itu sumber masalahnya. Sejak awal, kabel itu pasti sudah rusak karena hubungan pendek karena aku nekat nekan tombol-tombol panel waktu DVD-RW rusak. Puncaknya, si kabel terbakar. Dan begitu dicopot, semuanya berjalan lagi seperti biasanya.

Finally … masalah ini bisa diselesaikan emoticon.

————

Jam 3 pagi, udara makin dingin, tapi aku masih belum ngantuk. Mata memandang LCD laptop yg sedang menampilkan proses instalasi Windows Vista …. Sudah dua belas jam lewat sejak laptop berhasil berjalan normal. Aku putuskan untuk install Vista via USB flashdisk. Prosesnya sudah hampir selesai, tinggal install ulang driver dan program-program lainnya. Kalo ingat sehari sebelumnya, jadi senyam-senyum sendiri. Andaikan kemarin aku nggak berani bongkar laptop ini lagi, mungkin ceritanya bakal beda seperti sekarang. Memang resikonya besar, tapi dari situ kita bisa belajar. Memang akhirnya panel laptop ini nggak bisa dipakai lagi, tapi paling nggak si laptop sendiri masih bisa dipakai kerja. Dan yg jelas aku dapat pelajaran yg luar biasa berharga. No pain, no gain …

Semua proses instalasi Windows dan driver-driver sudah selesai. Sudah waktunya mata dan tubuh ini beristirahat kembali, begitu pula si laptop. Kuarahkan kursor ke start menu, dan kupilih Shut Down.

Si laptop pun tertidur lagi, tapi kali ini bukan mati suri …

PROBLEM SOLVED. 

July 4, 2010 Posted by | Activity, Thought and Opinion | 1 Comment

Nggak Jadi Pindah .. LOL

Setelah kupikir-pikir lagi, akhirnya kuputuskan untuk menunda ‘kepindahan’ blog hosting dari blogsome ke blogspot. Berikut yg jadi bahan pertimbangannya :

  1. Blog ini sudah telanjur beken dan rangkingnya juga lumayan di google.
  2. Dashboardnya simpel, nggak ribet kayak blog hosting yg lain, walaupun sudah ketinggalan zaman dengan teknologi web sekarang.
  3. Aku sudah telanjur sayang dengan blog ini, rasanya kok ‘berdosa’ kalo ditinggal begitu aja. Banyak catatan berharga yg kutuliskan di sini, bego banget rasanya kalo pindah cuma gara-gara pingin kompatibel dengan FB.
  4. Forum blogsome sudah aktif lagi, setidaknya nggak perlu takut hostingnya bermasalah. Lagian sudah ada fitur blog backup.

Jadi, aku putuskan untuk ‘rujuk’ lagi dengan blog ini … wakakakak …  emoticon

 

July 1, 2010 Posted by | Bhs Indonesia, News, Thought and Opinion | Leave a comment